Rabu, 13 Januari 2016

TEORI WALTER CHRISTALLER(TEMPAT  SENTRAL)
                 
Tempat sentral merupakan suatu titik simpul dari suatu bentuk heksagonal atau segi enam. Daerah segi enam ini merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut.Tempat sentral ini dalam kenyataannya dapat berupa kota-kota besar, pusat perbelanjaan atau mal, supermarket, pasar, rumah sakit, sekolah, kampus perguruan tinggi , ibukota provinsi, atau kota kabupaten.Masing-masing tempat sentral tersebut memiliki pengaruh atau kekuatan menarik penduduk yang tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda. Misalnya, pusat kota provinsi akan menjadi daya tarik bagi penduduk dari kota-kota kabupaten. Sementara itu, kota kabupaten menjadi daya tarik bagi penduduk dari kota-kota kecamatan. Kota kecamatan menjadi penarik bagi penduduk dari desa-desa di sekitarnya. Demikian pula halnya dengan pusat perbelanjaan, rumah sakit maupun pusat pendidikan. Akibatnya, terlihat adanya tingkatan (hirarki) tempat sentralclip_iempat sentral merupakan suatu titik simpul dari suatu bentuk heksagonal atau segi enam. Daerah segi enam ini merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut.Tempat sentral ini dalam kenyataannya dapat berupa kota-kota besar, pusat perbelanjaan atau mal, supermarket, pasar, rumah sakit, sekolah, kampus perguruan tinggi , ibukota provinsi, atau kota kabupaten.Masing-masing tempat sentral tersebut memiliki pengaruh atau kekuatan menarik penduduk yang tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda. Misalnya, pusat kota provinsi akan menjadi daya tarik bagi penduduk dari kota-kota kabupaten. Sementara itu, kota kabupaten menjadi daya tarik bagi penduduk dari kota-kota kecamatan. Kota kecamatan menjadi penarik bagi penduduk dari desa-desa di sekitarnya. Demikian pula halnya dengan pusat perbelanjaan, rumah sakit maupun pusat pendidikan. Akibatnya, terlihat adanya tingkatan (hirarki) tempat sentr

Hirarki kota sebagai tempat yang sentral dengan pengaruhnya membentuk jaringan seperti sarang lebah.
Selain hirarki berdasarkan besar kecilnya wilayah atau pusat-pusat pelayanan seperti telah dikemukakan di atas, hirarki tempat sentral digunakan pula di dalam merencanakan suatu lokasi kegiatan seperti pusat perniagaan, pasar, sekolah, atau pusat rekreasi.
Adapun contoh dari teori WALTER CHRISTALLER yaitu:
Kota SEMARANG

Kondisi kota Semarang saat dibawah kolonialisme Belanda cukup pesat perkembangannya dengan dibangunnya berbagai kepentingan Belanda. Misalnya sarana dan prasarana perkotaanseperti jalan, transportasi kereta api, pasar-pasar dan sebagainya. Hal ini terbukti pada tanggal16 Juni 1864 dibangun jalan kereta api (rel) pertama di Indonesia. Dimulai dari Semarangmenuju Kota Solo dan Kedungjati, Surabaya dan ke Magelang serta Yogyakarta kemudiandibangun 2 stasiun kereta api yang masih ada sekarang yaitu Tawang dan Poncol.Pada abad ke XIV, Belanda juga mendirikan Pelabuhan Tanjung Emas. Pelabuhan TanjungEmas ini dikatakan memiliki fungsi strategis sebagai pusat perdangangan nasional daninternasional (The World Market 1870-1900). Pelabuhan Tanjung Emas bukan hanya sebagai pusat perdagangan import-ekspor, tetapi juga sebagai jalur masuk barang-barang dari Eropa yang dipasarkan akan dipasarkan di Jawa dan Indonesia.Pada sekitar abad 18, Kota Semarang menjadi pusat perdagangan. Kawasan tersebut pada masa sekarang disebut Kawasan Kota Lama.  Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai benteng VIJHOEK.Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai HEEREN STRAAT. Saat ini bernama Jl.Let. Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah JembatanBerok, yang disebut DE ZUIDERPOR.
                            

          Dalam perkembanganya dewasa ini semarang tumbuh sebagai kota besar dikawasan provinsi Jawa Tengah yang menjadi tujuan urbanisasi masyarakat desa dikawasan Jawa Tengah, hal ini sebabkan oleh tingginya arus urbanisasi. Semarang menjadi daerah tujuan urbanisasi di Jawa Tengah, mengingat semakin berkembangnya industri besar maupun kecil di kota Semarang. Kurangnya lapangan kerja di desa menyebabkan semakin tingginya minat penduduk desa untuk pindah ke kota. Industry di kota membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga para pekerja banyak berbondong-bondong menuju kota dan menetap di kota Semarang dengan pertimbangan dekat lokasi kerja. Keadaan ekonomi para pekerja berbeda-beda, pekerja yang memiliki tingkat perekonomian menengah tinggi lebih suka tinggal di luar pusat kota yang lebih nyaman dengan fasilitas yang permukiman yang terencana. Bagi pekerja yang memiliki tingkat perekonomian menengah kebawah akan lebih suka tinggal di dekat lokasi kerja mereka. Inilah yang menyebabkan kepadatan penduduk yang tinggi di kota Semarang, padahal luas lahan kota Semarang semakin menipis dengan bukti sudah tiadanya lahan pertanian maupun lahan kosong serta semakin banyaknya bukit–bukit di Semarang yang dialih fungsikan untuk area permukiman baru. Kondisi ini akan menyebabkan munculnya masalah-masalah baru di kota Semarang dan sekitarnya.
Kota Semarang merupakan salah besar yang dipimpin oleh walikota. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya. Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat. Luas kota semarang 225,17 km². Semarang menempati urutan ke tujuh dari kategori 10 kota dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia, yaitu dengan jumlah penduduk sebesar 1.352.869.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar