TEORI
WALTER CHRISTALLER(TEMPAT SENTRAL)
Tempat sentral merupakan suatu titik simpul dari suatu bentuk heksagonal atau segi enam. Daerah segi enam ini merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut.Tempat sentral ini dalam kenyataannya dapat berupa kota-kota besar, pusat perbelanjaan atau mal, supermarket, pasar, rumah sakit, sekolah, kampus perguruan tinggi , ibukota provinsi, atau kota kabupaten.Masing-masing tempat sentral tersebut memiliki pengaruh atau kekuatan menarik penduduk yang tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda. Misalnya, pusat kota provinsi akan menjadi daya tarik bagi penduduk dari kota-kota kabupaten. Sementara itu, kota kabupaten menjadi daya tarik bagi penduduk dari kota-kota kecamatan. Kota kecamatan menjadi penarik bagi penduduk dari desa-desa di sekitarnya. Demikian pula halnya dengan pusat perbelanjaan, rumah sakit maupun pusat pendidikan. Akibatnya, terlihat adanya tingkatan (hirarki) tempat sentralclip_iempat sentral merupakan suatu titik simpul dari suatu bentuk heksagonal atau segi enam. Daerah segi enam ini merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut.Tempat sentral ini dalam kenyataannya dapat berupa kota-kota besar, pusat perbelanjaan atau mal, supermarket, pasar, rumah sakit, sekolah, kampus perguruan tinggi , ibukota provinsi, atau kota kabupaten.Masing-masing tempat sentral tersebut memiliki pengaruh atau kekuatan menarik penduduk yang tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda. Misalnya, pusat kota provinsi akan menjadi daya tarik bagi penduduk dari kota-kota kabupaten. Sementara itu, kota kabupaten menjadi daya tarik bagi penduduk dari kota-kota kecamatan. Kota kecamatan menjadi penarik bagi penduduk dari desa-desa di sekitarnya. Demikian pula halnya dengan pusat perbelanjaan, rumah sakit maupun pusat pendidikan. Akibatnya, terlihat adanya tingkatan (hirarki) tempat sentr
Hirarki kota sebagai tempat yang sentral dengan
pengaruhnya membentuk jaringan seperti sarang lebah.
Selain hirarki berdasarkan besar kecilnya wilayah
atau pusat-pusat pelayanan seperti telah dikemukakan di atas, hirarki tempat
sentral digunakan pula di dalam merencanakan suatu lokasi kegiatan seperti
pusat perniagaan, pasar, sekolah, atau pusat rekreasi.
Adapun contoh dari teori WALTER CHRISTALLER
yaitu:
Kota SEMARANG
Kondisi kota Semarang saat dibawah kolonialisme
Belanda cukup pesat perkembangannya dengan dibangunnya berbagai kepentingan
Belanda. Misalnya sarana dan prasarana perkotaanseperti jalan, transportasi
kereta api, pasar-pasar dan sebagainya. Hal ini terbukti pada tanggal16 Juni
1864 dibangun jalan kereta api (rel) pertama di Indonesia. Dimulai dari
Semarangmenuju Kota Solo dan Kedungjati, Surabaya dan ke Magelang serta
Yogyakarta kemudiandibangun 2 stasiun kereta api yang masih ada sekarang yaitu
Tawang dan Poncol.Pada abad ke XIV, Belanda juga mendirikan Pelabuhan Tanjung
Emas. Pelabuhan TanjungEmas ini dikatakan memiliki fungsi strategis sebagai pusat
perdangangan nasional daninternasional (The World Market 1870-1900). Pelabuhan
Tanjung Emas bukan hanya sebagai pusat perdagangan import-ekspor, tetapi juga
sebagai jalur masuk barang-barang dari Eropa yang dipasarkan akan dipasarkan di
Jawa dan Indonesia.Pada sekitar abad 18, Kota Semarang menjadi pusat
perdagangan. Kawasan tersebut pada masa sekarang disebut Kawasan Kota
Lama. Pada masa itu, untuk mengamankan
warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai benteng
VIJHOEK.Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang
dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya
dinamai HEEREN STRAAT. Saat ini bernama Jl.Let. Jen Soeprapto. Salah satu
lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah JembatanBerok, yang
disebut DE ZUIDERPOR.
Dalam perkembanganya dewasa ini semarang tumbuh sebagai kota besar
dikawasan provinsi Jawa Tengah yang menjadi tujuan urbanisasi masyarakat desa
dikawasan Jawa Tengah, hal ini sebabkan oleh tingginya arus urbanisasi.
Semarang menjadi daerah tujuan urbanisasi di Jawa Tengah, mengingat semakin
berkembangnya industri besar maupun kecil di kota Semarang. Kurangnya lapangan
kerja di desa menyebabkan semakin tingginya minat penduduk desa untuk pindah ke
kota. Industry di kota membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga para pekerja
banyak berbondong-bondong menuju kota dan menetap di kota Semarang dengan
pertimbangan dekat lokasi kerja. Keadaan ekonomi para pekerja berbeda-beda,
pekerja yang memiliki tingkat perekonomian menengah tinggi lebih suka tinggal
di luar pusat kota yang lebih nyaman dengan fasilitas yang permukiman yang
terencana. Bagi pekerja yang memiliki tingkat perekonomian menengah kebawah
akan lebih suka tinggal di dekat lokasi kerja mereka. Inilah yang menyebabkan
kepadatan penduduk yang tinggi di kota Semarang, padahal luas lahan kota
Semarang semakin menipis dengan bukti sudah tiadanya lahan pertanian maupun
lahan kosong serta semakin banyaknya bukit–bukit di Semarang yang dialih
fungsikan untuk area permukiman baru. Kondisi ini akan menyebabkan munculnya
masalah-masalah baru di kota Semarang dan sekitarnya.
Kota Semarang merupakan salah besar yang dipimpin
oleh walikota. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312
km sebelah barat Surabaya. Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara,
Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal
di barat. Luas kota semarang 225,17 km². Semarang menempati urutan ke tujuh
dari kategori 10 kota dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia, yaitu
dengan jumlah penduduk sebesar 1.352.869.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar