Kamis, 14 Januari 2016


Nama               : Paul Narcyz Rosenstein-Rodan

Lahir                : Krakow, Austria 1902
Meninggal       : 1985
Mahzab           : Austrian
Teori                : Big Push (Dorongan Kuat)
Karir                : – Dosen University California Los Angeles
- Dosen London School of Economics
- Bank Dunia
- Dosen MIT

A. Teori Big Push
”Suatu usaha minimum diperlukan untuk mengatasi saling-keterkaitan diantara proses produksi pada kedua sisi pasar, yaitu perlu adanya sebuah “dorongan besar” (big push)”.

B. Latar Belakang Teori
Pada 1943, Rosenstein-Rodan menulis artikel tentang ”Problems of Industrialisation of Eastern and South-Eastern Europe”. Dalam teori yang belakangan dikenal dengan ”Big Push Model”, dia menekankan perlunya rencana dan program aksi dengan investasi skala besar untuk mempercepat industrialisasi di negara-negara Eropa Timur dan Tenggara.
Saat itu memang negara-negara di kawasan tersebut sangat terbelakang yaitu perekonomian yang tidak stabil sehingga penghasilan dengan pengeluaran masyarakat di kawasan tersebut tidak seimbang dan masih mengandalkan surplus tenaga kerja yang terutama bekerja di sektor pertanian. Dengan adanya masalah ini maka Rosenstein-Rodan berpendapat bahwa teori Big Push, dorongan yang besar, yang harus dilakukan untuk mengatasi ketertinggalan dengan daerah lain dengan memanfaatkan dampak jaringan kerja sama antardaerah melalui economies of scale and scope dan keluar dari perangkap keseimbangan yang rendah.

C. Asumsi – Asumsi
     a. Teori big push
Teori dorongan kuat (big push theory) yang dipelopori oleh Rosenstein-Rodan   memerlukan persyaratan sejumlah minimum investasi yang digunakan untuk memacu program pembangunan. Adapun 3 syarat mutlak minimal dan ekonomi eksternal itu adalah,
  1. syarat mutlak minimal dalam fungsi produksi,
Menurut Rosenstein-Rodan untuk meningkatkan penghasilan, jumlah investasi minimal dalam input, output atau proses, sangatlah berperan di dalam menurunkan rasio, Rodan menganggap modal overheand social sebagai contoh paling penting dari syarat mutlak minimal dan dari ekonomi eksternal pada sisi penawaran. Jasa dari modal overheand social yang terdiri dari industry dasar seperti tenaga,angkutan dan perhubungan adalah secara tidak langsung bersifat produktif dan mempunyai persiapan lama, dan tidak dapat di impor.
Pembangunannya membutuhkan investasi dengan “modal awal yang cukup besar”. Dengan demikian kelebihan kapasitas mungkin akan tetap ada pada beberapa waktu. Investasi ini juga mencakup paket industry minimal untuk berbagai pekerjaan umum sedemikian rupa sehingga suatu Negara terbelakang harus melakukan investasi antara 30-40% dari total invertasinya pada bidang-bidang ini. Oleh karena itu investasi ini harus mendahului investasi-investasi produktif secara langsung cepat menghasilkan.
Jadi menurui Rodan, modal overhead social mengandung 4 syarat mutlak minimal.
  1. Modal overheand social di lihat dari segi waktu tak dapat di ubah lagi dan oleh karena itu harus mendahului investasi lain yang bersifat produktif secara langsung.
  2. Modal overheand mempunyai masa pakai minimum.
  3. Modal overheand social mempunyai masa persiapan yang lama.
  4. Modal overheand social terdiri dari suatu paket industry minimal yang tidak dapat dikurangi lagi untuk jenis pekerjaan umum yang berbeda.
Syarat mutlak minimal pada persediaan modal overhand social ini merupakan salah satu dari hambatan pokok pebangunan di Negara terbelakang. Oleh karena itu, di perlukan investasi awal yang tinggi pada overhand social agar membuka jalan kearah investai-anvestasi produktif secara langsung cepat menghasilkan.
  1. syarat mutlak minimal permintaan
Syarat mutlak minimal permintaan atau saling melengkapinya permintaan, membutuhkan pendirian secara serentak industri-industri yang saling berkaitan di negara terbelakang. Karena jika proyek investasi secara sendiri-sendiri  mempunyai risiko tinggi sebagai akibat dari ketidak pastian mengenai apakah produknya akan mendapatkan pasar, maka Rodan memutuskan tentang investasi harus bersifat saling berkaitan. Rosenstein-Rodan menggunakan contoh terkenal dari suatu pabrik sepatu untuk menjelaskan pokok pandangannya.
Ambilah contoh suatu perekonomian tertutup Andaikan 100 orang pekerja penganggur tersembunyi dipekerjakan dalam satu pabrik sepatu yang gajinya merupakan penghasilan tambahan. Jika pekerja-pekerja ini membelanjakan semua pendapatannya pada sepatu yang mereka buat, pasaran sepatu akan memperoleh permintaan yang pasti dan dengan demikia berhasil. Dalam kenyataanya, mereka tidak akan suka membelanjakan semua tambahan pendapatan mereka hanya pada sepatu. Keinginan manusia bermacam-macam. Orang di luar pabrik pun tidak akan membeli tabahan sepatu bila mereka miskin dan tidak punya cukup uang untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal mereka. Dengan demikian pabrik baru itu akan di tinggalkan karena pasar tidak memadai.
  1. syarat mutlak minimal dalam persediaan tabungan.
Elastisitas pendapatan yang tinggi dari tabungan merupakan syarat mutlak minimal yang ketiga teori Rosenstain. Suatu jumlah minimum investasi membutuhkan suatu jumlah tertentu tabungan jumlah tabungan ini tidak mudah di capai oleh negara terbelakang yang miskin karena sangat rendahnya tingkat pendapatan. Untuk mengatasi hal ini, maka ketika pendapatan meningkat sebagai akibat peningkatan investasi, tingkat tabungan marginal diusahakan agar lebih tinggi daripada tingkat rata-rata tabungan. Tapi tidak ada suatu negara pun yang pernah mempunyai tingkat tabungan marginal yang lebih tinggi  daripada tingkat rata-rata tabungan sebelumnya.
Berdasarkan 3 syarat mutlak minimal ini dan adanya ekonomi eksternal yang dapat di kembangkannya, maka ”Dorongan kuat” atau jumlah minimum investasi merupakan tindakan satu-satunya untuk mengatasi hambatan-hambatan pembangunan di negara terbelakang.
b.  Model pembangunan seimbang
Model pembangunan seimbang (balanced growth model) diartikan sebagai pembangunan di berbagai jenis industri secara bersamaan sehingga industri tersebut  saling menciptakan pasar bagi yang lainnya. Dalam pembangunan yang seimbang ini diperlukan keseimbangan antara penawaran dan permintaan, dari sisi penawaran memberikan tekanan pada pembangunan serentak dari semua sektor yang berkaitan yang dapat meningkatkan penawaran barang. Dari sisi permintaan berhubungan dengan penyediaan lapangan kerja yang lebih besar dan peningkatan pendapatan agar permintaan barang dan jasa dapat tumbuh.
Model pembangunan seimbang menurut Rosenstein-Rodan adalah dengan melakukan industrialisasi secara besar-besaran di daerah yang kurang berkembang agar tercipta pembagian pendapatan yang lebih merata. Rodan beranggapan bahwa Mengadakan industrialisasi di daerah yang kurang berkembang merupakan cara untuk menciptakan pembagian pendapatan yang lebih merata di dunia dan untuk meningkatkan pendapatan di daerah tersebut dengan lebih cepat daripada daerah yang lebih kaya. Dalam program tersebut industry harus di bangun secara serentak. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menciptakan berbagai jenis industry yang mempunyai hubunga erat satu sama lain, sehingga setiap industri akan memperoleh ekonomi ekstren (Rodan,1957)
Menurut Rosenstein-Rodan, pembangunan industri secara besar-besaran akan menciptakan tiga macam ekonomi ekstren, yaitu:
  1. yang diakibatkan oleh perluasan pasar,
Proses terciptanya eksternalitas ekonomi sebagai akibat dari adanya perluasan pasar bisa di jelaskan dengan contoh sebagai berikut. Misalnya sebanyak 10.000 pengangguran dari sektor pertanin di pekerjakan dari sebuah industri batik, mereka akan menerima pendapatan yang lebih besar dari pekerjaan sebelumnya, dan hal ini akan menaikan pengeluaran mereka. Namun demikian, kenaikan pengeluaran para pekerja ini hanya sebagian kecil saja yang akan digunakan untuk membeli batik yang dihasilkan itu. Sebagian besar pendapatan tersebut akan di konsumsi untuk membeli makanan dan barang-barang lainnya.
Oleh karena itu sebagian besar pendapatan tersebut dikonsumsi untuk membeli makanan dan barang-barang lainnya, maka industri batik yang akan didirikan itu akan mengalami kekurangan permintaan. Keadaan tersebut akan sangat berbeda jika yang di pekerjakan adalah 1 juta pengangguran dari sektor pertanian. Mereka di pekerjakan dalam industri-industri yang menghasilkan berbagai macam barang yang di butuhkan oleh para pekerja tersebut. Pendapatan yang tercipta di berbagai industri itu akan menciptakan dan memperluas pasar suatu industri, dan dengan demikian akan mengurangi kemungkinan tidak terjualnya barang yang di produksikan oleh sesuatu industri yang didirikan. Oleh karena itu resiko bisa di anggap sebagai bagian dari biaya produksi, maka pembangunan industri secara besar-besaran dan yang saling berkaitan erat satu sama lain akan mengurangi biaya produksi dan menciptakan eksternalitas ekonomi.
Pendapat Nurkse tidak banyak berbeda dengan Rosenstein-Rodan. Dalam inalisisnya, ia menekankan bahwa pembangunan ekonomi bukan saja mengalami kesukaran dalam mendapatkan modal, tetapi juga dalam mendapatkan pasar bagi barang- barang industri yang akan di kebangkan. Nurkse mengatakan bahwa investasi sangat rendah karena kecilnya daya beli masyarakat, sedangkan rendahnya daya beli itu disebabkan oleh rendahnya pendapat riil masyarakat ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas.
Nurkse mempunyai pendapat yang sama dengan Rosenstein-Rodan mengenai peranan perluasan pasar dalam mempertinggi efisiensi suatu industri yakni pasar merupakan eksternalitas ekonomi bagi berbagai industri. Ia juga menganggap bahwa perluasan pasar tersebut merupakan eksternalitas ekonomi yang lebih penting dari pada eksternalitas ekonomi yang dikemukakan Marshall, seperti :
  1. memperbaiki jaringan transportasi dan komunikasi
  2. perbaikan tingkat teknologi
  3. perbaikan tingkat keterampilan serta keahlian tenaga kerja.
Eksternalitas ekonomi yang di sebabkan oleh perluasan pasar dan eksternalitas ekonomi yang tradisional, menurut Nurkse dan Rosenstein-Rodan, yang menyebabkan perbedaan yang besar sekali antara produktivitas modal marginal dari suatu prusahaan (private marginal produktivity of capital).
Perbedaan yang sangat besar di atas mempunyai arti bahwa dorongan atau rangsangan bagi suatu perusahaan untuk melakukan investasi seringkali tidak cukup besar karena kecilnya pasar. Namau demikian, jika ditinjau industri secara keseluruhan, maka rangsangan tersebut sangat besar. Oleh karena itu jika sejumlah industri besar dikembangkan maka secara bersamaan setiap industri mengalami perluasan pasar yang besar sekali bagi produk-produknya.
  1. industri yang sama letaknya berdekatan.
Dengan adanya perluasan industri maka akan terjadi beberapa hambatan , karena begitu banyaknya industri yang sama maka akan saling berdekatan pula tempat dimana industri tersebut didirikan. Dengan adanya masalah ini  maka terjadi ekonomi eksternal
3.   adanya industri lain dalam perekonomian tersebut.
Di dalam perekonomian suatu Negara terdapat industri-industri yang   memproduksi kebutuhan penduduknya, sedangkan kebutuhan manusia sangatlah bermacam-macam oleh karena itu akan berdiri industri lain yang memproduksi barang yang berbeda maka terjadilah ekonomi eksternal.

D. Penilaian
Prof. Rosenstein-Rodan menganggap Teori pembangunannya lebih unggul daripada teori keseimbangan statis tradisional karena ia tidak menggunakan motto dari teori yang terakhir ini bahwa alam memang melompat-lompat. Teorinya berdasarkan atas asumsi yang lebih realistas yaitu syarat mutlak minial dan ketidak tepatan dalam fungsi produksi. Teori ini menjajagi jalan menuju keseimbangan dan tidak hanya menjajagi kondisi-kondisi pada saat titik keseimbangan tertentu. Jadi teori ini terutama merupakan teori investasi yang menyangkut pasar tidak sepurna di Negara terbelakang. Dalam pasar tidak sempurna seperti itu, bukan mekanisme pasar tetapi sejumlah minimal investasi tertentu yang menempatkan suatu perekonomian Negara terbelakang menuju suatu posisi optimum.

E. Kekurangan
Meskipun demikian “teori dorongan kuat” tidak luput dari beberapa kekurangan,
  1. Mengabaikan investasi di bidang ekspor dan impor
Teori investasi di bidang overhand social dapat menciptakan ekonomi eksternal yang luas. Namun seperti dinyatakan Prof. Jakop Viner, perekonomian terbelakang ternyata menjadi lebih baik sebab perdagangan dunia yang tidak tergantung pada investasi dalam negeri. Rodan menyadari ini, namun tidak mau melihat kenyataan bahwa di negara yang sedang berkembang investasi di bidang ekspor dan pengganti impor marginal memduduki peranan yang besar di dalam keseluruhan investasi. Dalil ekonomi eksternal yang timbul dari “dorongan kuat” tersebut di atas kehilangan alasan pembenarannya karena jenis investasi di bidang ekspor dan pengganti impior seperti itu tidak memerlukan ekonomi eksternal.
  1. Mengabaikan investasi yang bersifat pengurangan biaya.
Di dalam produksi lokal barang-barang konsumsi, dan sebagaian besar pekerjaan umum, ekonomi eksternal yang potensial hanya sedikit saja dapat terwujud. Investasi di bidang-bidang yang permintaannya cukup inelastis lebih bersifat mengurangi biaya daripada memperluas output. Karena ekonomi eksternal tubuh dari perluasan output industri sebelumnya, maka dalam hal investasi yang bersifat pengurangan biaya ekonomi eksternal tersebut tidak diperlukan.
  1. Mengabaikan investasi di sektor pertanian
Teori ini lebih menekankan pentingnya suatu jumlah minimal investasi pada semua tipe industri barang modal, barang konsumsi dan modal overhand social, kecuali pertanian dan industri primer lainnya. Bagi Negara terbelakang yang berorientasi pada pertaniaan, aplikasi teori “investasi dorongan kuat” secara besar-besaran di bidang pengairan, fasilitas angkutan, landreform dan perbaikan pertanian melalui peralatan yang lebih baik, pupuk dan lain-lain sama pentingnya. Mengabaikan sector pertaniaan berarti meperhambat daripada mempercepat jalannya pembangunan.
  1. Menyebabkan tekanan inflasioner.
Investasi di bidang overhand social dalam jumlah minimal pun ternyata sangatlah mahal. Modal overhand juga mempunyai rasio modal output yang tinggi dan masa persiapan yang sangat lama. Ini membuat tugas pembangunan di negara terbelakang menjadi lebih sulit dan lebih lama, karena negara tidak mempunyai sumber keuangan yang cukup untuk menyediakan modal overhand yang diperlukan bagi “dorongan kuat” itu. Jangka waktu selama modal overhand itu dibentuk juga akan menjadi masa yang mengandung tekanan inflasi karena barang-barang konsumsi langka. Tekanan inflasi pada waktunya akan memperpanjang proses pembentukan modal overhand sehingga tugas untuk membangun perekonomian dengan lebih cepat menjadi semakin labih sulit lagi.
  1. Investasi rendah membawa peningkatan besar di bidang output.
Analisa statistic pembangunan ekonomi di dunia Prof. Jonh Adler menunjukan bahwa “investasi yang relative rendah memberikan hasil yang baik dalam bentuk penambahan output. Kesimpulan ini di dasarkan pada kajian tentang rasio odal output yang rendah di India, Pakistan dan banyak negara lainnya di Asia dan Amerika latin. Jadi tidak banyak bukti yang dapat menyakinkan bahwa “dorongan kuat” pada investasi merupakan suatu persyaratan bagi pembangunan ekonomi negara terbelakang.
  1. Kesulitan administrative dan institusional
Teori dorongan kuat di dasarkan pada investasi yang dimotori oleh Negara. Prof. Rosenstein mengemukakan bahwa karena pasar di Negara terbelakang bersifat tidak sempurna, maka mekanisme pasar bukan merupakan system pemberi isyarat yang baik. Tetapi ketergantungan kepada negara sendiri mengandung jumlah masalah. Perlengkapan administrasi dan kelembagaan pada perekonomiaan seperti itu lemah dan tidak efisien.
Kesulitan yang akan timbul tidak akan tidak saja menyangkut perencanaan berbagai macam proyek tetapi juga dalam pelaksanaanya. Kekurangan informasi statistic, keterampilan teknik, tenga terlatih dan koordinasi antara berbagai departemen adalah sebagian dari masalah kompleks yang tidak mudah diatasi. Lebih lanjut, sebagian beras Negara terbelakang merupakan ekonomi campuran, di mana sector swasta dan Negara lebih danyak bersaing daripada saling melengkapi. Ini membawa kepada saling curiga dan permusuhan yang rasanya bertentangan dengan pertumbuhan ekonomi yang berimbang.
  1. Bukan fakta sejarah paling akhir
Tesis Prof. Rodan jenis resep untuk mendorong maju Negara terbelakang kejalur cepat, pada saat ini. Ia bukan suat uraian sejarah mengenai bagaimana pembangunan pernah berlangsung, karena menurut sejarah keberadaan atau absennya suatu dorongan kuat tidak merupakan ciri pertumbuhan yang istimewa, di mana pun juga. Kata prof. Hagen.   

F. Keritik Terhadap Pembangunan Seimbang
           Banyak kritik yang di lontarkan terhadap teori pembangunan seimbang, yang   dikemukakan oleh:
1)                      Hirschman
Merupakan pengkritik yang paling “baik” karena selain menunjukan keleahan-kelemahan teori pembangunan seimbang juga mengemukakan teori pembangunan tak seimbang. Hirschman berpendapat bahwa disatu pihak pembangunan seimbang sangat meragukan kemampuan Negara-negara sedang berkembang, tetapi di lain pihak mereka mebuat penghargaan-penghargaan yang samasekali tidak realitis mengenai daya kreatif Negara-negara tersebut.
Menurut Hirschman, teori pembangunan seimbang melupakan kenyataan historis yang menunjukan bahwa swcara gradual (perlahan) kegiatan industri modern telah mulai berkembang pada masa lalu, dan telah sanggup menggantikan beberapa industri ruah tangga maupun menghasilkan barang-barang yang pada mulanya diinpor. Juga teori itu telah mengabaikan kenyataan sejarah yang menunjukan bahwa hasil-hasil moderen telah mengabaikan kenaikan pengeluaran masyarakat sehingga mengurangi tabungan mereka serta medorong untuk bekerja lebih giat.
Jadi menurut Hirschman, hambatan-hambatan terhadap pembangunan terutama industrialisasi tidaklah seserius seperti yang dikemukakan orang, termasuk orang yang memcetuskan pandangan tentang perlunya pebangunan seimbang.
Hirschman juga mengatakan bahwa ia tidak yakin Negara-negara sedang berkembang sanggup melaksanakan program pembangunan yang demikian tanpa adanya bantuan dari luar, karena pelaksanaan pemmbangunan eerlukan tenaga-tenaga ahli yang besar sekali julahnya, yang notabene sangat terbatas sekali jumlahnya di Negara-negara sedang berkemmbang, berkaitan dengan hal itu Hirschan mengatakan bahwa jika suat Negara sudah mapu untuk melaksanakan doktrin pembangunan seimbang, maka Negara itu sudah bukan Negara sedang berkembang lagi.
Selain itu, Hirschman (dan Fleming) mengemukakan bahwa pembangunan seimbang itu selain menciptakan efisiensi dan keuntungan yang lebih tinggi kepada masing-masing industri juga bias menimbulkan eksternalitas disekonomis. Misalnya, pembangunan seimbang akan menghancurkan cara-cara tradisional dalam kehidupan masyarakat, dalam kegiatn produksi, dan dalam cara-cara bekerja masyarakat. Hal ini sering kali menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Keahlian tradisional tidak berguna lagi, corak kegiatan perdagangan yang lama hancur, dan pengangguran tercipta. Kalau keadaan demikian terjadi maka akan menimbulkan berbagai jenis biaya social (social cost) bagi masyarakat.
2)                  Singer
mengeritik pandangan yang menekankan tentang perlunya manciptakan pembangunan yang bersamaan pada berbagai industri (Rosenstein-Rodan dan Nurkse). Menurut Lewis, melupakan sector pertanian. Sebagai akibatnya, sector pertanian akan menghadapi kesukaran untuk memenuhi pertambahan permintaan bahan pangan dan bahan baku pertanian yang akan digunakan sector industri. Oleh karena itu, menurut Singer, teori pembangunan seimbang harus diperluas sehingga meliputi pula usaha pembangunan secara besar-besaran di sector pertanian. Dengan demikian kenaikan produktivitas dan produksi sector pertanian akan dapat memenuhi kenaikan permintaan di sector industri.
Namun demikian, Singer meragukan kemampuan Negara-negara sedang berkembang untuk menyediakan sumberdaya jika ingin melaksanakan program secara besar-besaran seperti itu. Ia juga mengatakan bahwa teori pembangunan seimbang tidak menyadari masalah utama yang dihadapi Negara-negara yang sedang berkebang yaitu kekurangan sumberdaya, walau  pun begitu tidak berarti bahwa Singer menolak sama sekali pandangan-pandangan dari teori pembangunan seimbang. Pandangan teori tersebut yang menunjukan pentingnya perluasan pasar dan hubungan erat antara berbagai industri dalam menciptakan eksternalitas ekonomi untuk berbagai industri dianggapnya sebagai suatu subangan penting dari teori ini bagi pemikiran pembangunan.
Kritik utama Singer terhadap teori pembangunan seimbang adalah mengenai corak program pembangunan yang harus di laksanakan di berbagai industri dan sector. Menurut Singer, hal tersebut sangat sulit dilakukan oleh Negara-negara sedang berkembang yang biasanya mempunyai sumberdaya yang terbatas.
G. Variabel-Variabel Teori
Teori dorongan kuat (big push theory) yang dikemukakan oleh Rosenstein-Rodan memiliki 1 (satu) variabel independent yaitu pembangunan dan 3 (tiga) variabel dependent, yaitu ; produksi, permintaan dan tabungan
Produksi, adalah
Permintaan, adalah
Tabungan, adalah
H. Hipotesis
Berdasarkan asumsi-asumsi serta teori yang telah dikemukakan oleh Rosenstein-Rodan, maka dapat disimpulkan bahwa :
(1)   Intervensi pemerintah dalam bentuk investasi yang terkoordinasi akan mampu  mengatasi masalah-masalah di atas dengan cara: mengkoordinasi industri yang saling melengkapi, melihat eksternalitas sebagai keuntungan, dan mengumpulkan informasi yang cukup agar biasa memperhitungkan risiko dengan benar.
(2) Setelah titik-ambang industri tertentu dapat dicapai, insentif swasta yang normal bagi                    investasi dapat diserahkan kembali ke pasar.
(3) Sebuah dorongan besar memutus lingkaran setan dan memungkinkan terbentuknya sebuah siklus pertumbuhan.
Daftar Pustaka

en.wikipedia.org/wiki/Paul_Rosenstein-Rodan (Senin
www.mudrajad.com/…/Big%20Push%20dan%20Daerah%20Tertinggal%20150109.pdf
kumoro.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/…/teori-pertumbuhan.pdf
journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article/view/667/592
pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort
Suryana, Dr.M.Si. Ekonomi pembangunan Probleatika dan pendekatan.
Jhingan, M.L. Ekonomi pembangunan dan perencanaan.-Ed.1.Cet4.-Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Arsyad, Lincolin. Ekonomi pembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi-YKPN Jl. Oerip Soemorhadjo, Yogyakarta 55222.
Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi UI Bima Grafik. Jakarta 1985.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar