.
Teori John Friedman ( Daerah/Wilayah Inti )
John
Friedmann (1987) memandang bahwa tidak efektifnya komunikasi dalam proses
perencanaan, dapat terjadi karena para perencana umumnya menganggap dirinya
superior dibandingkan masyarakat sebagai kliennya. Perencana merasa bahwa
dengan teknik-teknik yang dimilikinya mereka mampu memecahkan berbagai masalah
karena dapat melihat kerumitan masalah dengan lebih rasional. Sedangkan
masyarakat sebagai klien beranggapan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik,
karena sudah teruji secara alamiah. Dan permasalahan dapat dipecahkan karena
keterlibatan klien secara langsung. Karena adanya jurang pendapat ini,
Friedmann mengusulkan transactive sebagai jembatan penghubung,
melalui apa yang disebut sebagai the life of dialogue. The
life of dialogue ini dapat terjadi dari hubungan antara dua pihak, bila
memiliki karakteristik: interaktif yang originalitas, tindakan yang objective,
dan bila ada konflik tidak dipandang sebagai kendala akan tetapi dijadikan
potensi komplementer. Dalam menjalankannya diperlukan eksistensi dan substasi
perencanaan yang sama, interest dan komitment yang setara, hubungan timbal
balik atau interaktif yang memadai, dan memiliki kerangka waktu (time frame)
yang equal (Friedmann 1987).
Oleh
karena itu proses timbal balik (mutual learning) antara klien dan
perencana merupakan faktor yang mendasar dalam konsep pluralisme, transactive,
adcocacy, dan perencanaan yang komunikatif. Dalam proses ini perencana belajar
dari pengalaman pribadi dan klien, sedangkan klien belajar dari kepakaran
taknik dari perencana. Dengan proses ini pengetahuan kedua belah pikah menjadi
makin bertambah. Sehubungan dengan peranan daerah inti daam pembangunan
spesial, Friedman mengemukan lima buah preposisi utama, yaitu sebagai berikut (
N.M. Hansen; 1972, 96-99 ):
1. Daerah inti mengatur keterhubungan dan
keterhubungan daerah-daerah di sekitarnya melalui sistem suplai, pasar, dan
daerah administrasi:
2. Daerah inti meneruskan cara sistematis dorongan
dorongan inovasi kedaerah daerah disekitarnya yang terletak dalam wilayah
pengaruhnya.
3. Sampai pada suatu titik tertentu pertumbuhan
daerah inti cenderung mempunyai pengaruh positif dalam proses pembangunan
sistem sosial, akan tetapi mungkin pula mempunyai pengaruh negatif jika
penyebaran pembangunan wilayah inti kepada daerah-daerah sekitarnya tidak
berhasil ditingkatkan, sehingg keterhubungan dan ketergantungan daerah-daerah
disekitarnya tidak berhasil ditingkatkan, sehingga keterhubungan dan
ketergantungan daera-daerah disekitarnya terhadap daerah inti menjadi
berkurang.
4. Dalam suatu sistem spasial, hirarki daerah inti
ditetapkan berdasar pada kedudukan fungsionalnya masing-masing meliputi
karakteristik-karakteristik lainnya secara terperinci dan prestasinya
5. Kemungkinan inovasi akan ditingkat kepada seluruh
daerah sistem spasial dengan cara mengembangkan pertukaran informasi.
Friedmann
telah mengembangkan teori kutub pertumbuhan dalam sistem pembangunan yang
diselenggarakan berdasarkan atas desentralisasi yang terkonsentrasikan (
concentrated decentralization ) atau sistem dekonsentrasi ( Fu Chen Lo dan
Kamal Solih ; 1976, 26 ). pembnagunan di Indonesia yang dilaksanakan selama ini
mengikutu sistem desentralisaai, dimana peranan pemerintah ousat sangat besar ;
ciri-cirinya yang menonjol antara lain adalah ( Sugiarti : 1983, 13-25 ) :
1. Pola pembangunan nasional atau sering disebut
pula sebagai pembangunan sektoral, rioritasnya ditentukan berdasakan kebijakan
nasional.
2. Anggaran pembangunan disediakan oleh pemerintah
pusat dalam APBN ( Anggaran Pendapatn dan Belanja Negara ), dan
3. Pengelolaan proyek-proyek pembangunan
dipertanggung jawabkan kepada perangkat departemen di pusat atau perangkat
pusat di daerah ( jika pelaksanaannya didelegasikan kepada perangkat pusat
didareh ).
Ciri-ciri
kawasan agropolitan seperti yang dianjurkan Friedmann mirip dengan kota-kota (
ibukota-ibukota kabupaten ) yang berpenduduk 50.000 orang ke bawah. kebijakan
perspektif yang dianjurkan oleh Hirschman dan Friedmann adalah ; yang pertama
menganjurkan pembentukan lebih banyak titik-titik pertumbuhan dan yang kedua
adalah merangkaipusat-pusat agpolitan menjadi suatu jaringa pusat yang serasi
secara regional.
Dalam suatu wilayah terdapat perbedaan yang prinsip diantara
daerah inti {center} dengan daerah pinggiran {peri-phery} disekitarnya yang
disebut daerah belakang,hinterland {pedalaman}Hubungan antara daerah inti
dengan daerah pinggiran mempunyai karakter yang spesifik karena adanya
pengaruh-pengaruh kuat dari daerah pusat terhadap daerah pinggirannya yaitu:
pengaruh dominasi, informasi, psikologis, mata rantai, produksi.Regional
ClusterIntegrasi Fungsional SpasialKonsep sistem: Sistem yg terintegrasi dari
berbagai pusat pelayanan {growth center} dari berbagai tingkatan serta mpy
fungsi karakteristik yg berperan penting dlm memfasilitasi pengembangan wilayah
yg lebih merata.Integrasi TeritorialPemusatan hubungan antara desa kota secara
hierarkis akan memperlemah dan mematikan usaha-usaha kecil dan jaringan
perdagangan serta jaringan organisasi pekerja yang dibentuk di kota kecil dan
pedesaan
Saran nih,tulisannya gk kelihatan kak,soalnya warnanya hitam dan backgroundnya juga gelap,jadi susah baca...
BalasHapusWoiiii minn...tulisannya gk kelihatan,warnanya tolong di ganti selain hitam.....
BalasHapus